.

Minggu, 19 Juni 2011

MISTERI ORANG PENDEK KERINCI

Misteri Orang Pendek

Orang pendek ialah nama yang diberikan kepada seekor binatang (manusia?) yang sudah dilihat banyak orang selama ratusan tahun yang kerap muncul di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Walaupun tak sedikit orang yang pernah melihatnya, keberadaan orang pendek hingga sekarang masih merupakan teka-teki. Tidak ada seorangpun yang tahu, sebenarnya makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai orang pendek itu. Tidak pernah ada laporan yang mengabarkan bahwa seseorang pernah menangkap atau bahkan menemukan jasad makhluk ini, namun hal itu berbanding terbalik dengan banyaknya laporan dari beberapa orang yang mengatakan pernah melihat makhluk tersebut. Sekedar informasi, Orang pendek ini masuk kedalam salah satu studi Cryptozoolgy, begitulah yang saya dapatkan dari beberapa sumber. Ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah beberapa kali di lakukan di Kawasan Kerinci, Salah satunya adalah ekspedisi yang didanai oleh National Geographic Society. National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di Sumatera, beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.

Sejauh ini, para saksi yang mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki) tinggi sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm) dan memiliki banyak bulu diseluruh badan. Bahkan tak sedkit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak. Keberadaan Orang Pendek sudah terlalu lama terdengar sejak berabad-abad lalu, sehingga hal itu menjadikannya sebagai salah satu legenda masyarakat disana. Dari ekspedisi yang beberapa kali di lakukan, umumnya ada suatu studi kasus mengenai klasifikasi pembagian saksi mata. Pertama saksi dari suku anak dalam, yaitu sekelompok orang yang tinggal disekitar areal Taman Nasional. Kemudian ada beberapa kelompok saksi mata dari orang desa lokal, kemudian beberapa kesaksian dari warga pendatang (Belanda) pada awal abad ke-20.

Legenda Mengenai Orang Pendek sudah secara turun temurun dikisahkan di dalam kebudayaan masyarakat Suku anak dalam. Mungkin bisa dibilang, Suku anak dalam sudah terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di kawasan tersebut. Walaupun demikian, jalinan sosial diantara mereka tidak pernah ada. Sejak dahulu suku anak dalam bahkan tidak pernah menjalin kontak langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang sering terlihat, namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam dapat mendekatinya. Ada suatu kisah mengenai keputus asaan para suku anak dalam yang mencoba mencari tahu identitas dari makhluk-makhluk ini, mereka hendak menangkapnya namun selalu gagal. Pencarian lokasi dimana mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasioanal juga pernah dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.

Awal tahun 1900-an, dimana saat itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda, tak sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun yang paling terkenal adalah Kesaksian Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Mr. Van Heerwarden adalah seorang zoologiest, dan disekitar tahun itu ia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Pada suatu catatan kisahnya, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu. Mr. Heerwarden sadar mereka bukan sejenis siamang maupun perimata lainnya. Ia tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar. Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah hasil.

Sumber-sumber dari para saksi memang sangat dibutuhkan bagi para peneliti yang didanai oleh National Gographic Society untuk mencari tahu keberadaan Orang Pendek. Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek. Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, sejauh ini hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan. Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan dibiayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional.

Dalam ekspedisi yang dinamakan 'Project Orang Pendek' ini, mereka terlibat penelitian panjang disana. Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi di mana mereka sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat dimana disana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas mereka. Rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka ketika hasil ekspedisi selama ini belum mendapat hasil yang memuaskan.
Orang pendek ialah nama yang diberikan kepada seekor binatang (manusia?)
yang sudah dilihat banyak orang selama ratusan tahun yang kerap muncul
di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Walaupun tak sedikit
orang yang pernah melihatnya, keberadaan orang pendek hingga sekarang
masih merupakan teka-teki. Tidak ada seorangpun yang tahu, sebenarnya
makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai orang pendek itu.


Tidak
pernah ada laporan yang mengabarkan bahwa seseorang pernah menangkap
atau bahkan menemukan jasad makhluk ini, namun hal itu berbanding
terbalik dengan banyaknya laporan dari beberapa orang yang mengatakan
pernah melihat makhluk tersebut. Sekedar informasi, Orang pendek ini
masuk kedalam salah satu studi Cryptozoolgy, begitulah yang saya
dapatkan dari beberapa sumber. Ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah
beberapa kali di lakukan di Kawasan Kerinci, Salah satunya adalah
ekspedisi yang didanai oleh National Geographic Society. National
Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di Sumatera,
beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan
penelitian mengenai makhluk tersebut.

Sejauh ini, para saksi yang
mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan tubuh fisiknya
sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki) tinggi
sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm) dan memiliki banyak
bulu diseluruh badan. Bahkan tak sedkit pula yang menggambarkannya
dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.
Keberadaan Orang Pendek sudah terlalu lama terdengar sejak berabad-abad
lalu, sehingga hal itu menjadikannya sebagai salah satu legenda
masyarakat disana. Dari ekspedisi yang beberapa kali di lakukan, umumnya
ada suatu studi kasus mengenai klasifikasi pembagian saksi mata.
Pertama saksi dari suku anak dalam, yaitu sekelompok orang yang tinggal
disekitar areal Taman Nasional. Kemudian ada beberapa kelompok saksi
mata dari orang desa lokal, kemudian beberapa kesaksian dari warga
pendatang (Belanda) pada awal abad ke-20.

Legenda Mengenai Orang
Pendek sudah secara turun temurun dikisahkan di dalam kebudayaan
masyarakat Suku anak dalam. Mungkin bisa dibilang, Suku anak dalam sudah
terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di kawasan
tersebut. Walaupun demikian, jalinan sosial diantara mereka tidak pernah
ada. Sejak dahulu suku anak dalam bahkan tidak pernah menjalin kontak
langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang sering terlihat,
namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam dapat
mendekatinya. Ada suatu kisah mengenai keputus asaan para suku anak
dalam yang mencoba mencari tahu identitas dari makhluk-makhluk ini,
mereka hendak menangkapnya namun selalu gagal. Pencarian lokasi dimana
mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasioanal juga pernah
dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.

Awal tahun
1900-an, dimana saat itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda, tak
sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun yang paling terkenal
adalah Kesaksian Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Mr. Van Heerwarden
adalah seorang zoologiest, dan disekitar tahun itu ia sedang melakukan
penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Pada suatu catatan kisahnya, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan.

[You must be registered and logged in to see this link.]

Tinggi
tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun
dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu. Mr.
Heerwarden sadar mereka bukan sejenis siamang maupun perimata lainnya.
Ia tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu,
sehingga mereka berlari menghindar. Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden
tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk
tombak dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus
berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak
berbuah hasil.
Sumber-sumber dari para saksi memang sangat dibutuhkan
bagi para peneliti yang didanai oleh National Gographic Society untuk
mencari tahu keberadaan Orang Pendek. Dua orang peneliti dari Inggris,
Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk
terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek.
Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di
tahun 1990, sejauh ini hasil yang didapat masih jauh dari kata
memuaskan. Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke
Indonesia dengan dibiayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional.


Dalam
ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka terlibat
penelitian panjang disana. Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka
lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi
dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi di mana mereka
sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat
dimana disana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap
aktivitas mereka. Rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di
diri mereka ketika hasil ekspedisi selama ini belum mendapat hasil yang
memuaskan.

Hubungan Kekerabatan Yang Hilang

eberapa pakar
Cryptozoology mengatakan bahwa Orang Pendek mungkin memiliki hubungan
yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus
Australopithecus?
Banyak Paleontologiest mengatakan bahwa jika
anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini,
maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang. Pertanyaan
mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus
Australopitechus ini sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari
beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa waktu yang lalu.


Fosil
manusia-manusia kerdil “Hobbit” berjalan tegak inilah yang kemudian
disebut sebagai Homo Floresiensis. Ciri-ciri fisik spesies ini sangat
mirip dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki
tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak
dengan dua kaki dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu
sederhana serta telah mampu menciptakan api. Homo Floresiensis
diperkirakan hidup diantara 35000 - 18000 tahun yang lalu.

Apakah
Orang Pendek benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis
yang masih dapat bertahan hidup? Secara jujur, para peneliti belum dapat
menjawabnya.
Peneliti mengetahui bahwa setiap saksi mata yang
berhasil mereka temui mengatakan lebih mempercayai Orang Pendek sebagai
seekor binatang. Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan
pendapat mereka bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan
bukan hominid.



kerinci emang special dahh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pencarian